Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert

Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert

id9 min read • 620 views

Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert

Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert

Git adalah sistem kontrol versi yang digunakan untuk melacak perubahan kode selama pengembangan proyek. Dengan banyaknya fitur yang ditawarkan, beberapa perintah dalam Git bisa membingungkan, terutama bagi pemula. Salah satu perintah yang sering menimbulkan kebingungan Adalah `git checkout`, `git reset`, Dan `git revert`. Ketiga perintah ini memiliki fungsi yang berbeda meskipun sama-sama digunakan untuk mengatur ulang atau membatalkan perubahan dalam repositori Git. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam perbedaan antara ketiga perintah ini serta situasi kapan masing-masing perintah sebaiknya digunakan.

Apa Itu Git Checkout ?

`git checkout` adalah Perintah yang digunakan untuk berpindah dari satu branch ke branch lain, Atau memeriksa commit tertentu dalam sebuah repositori. Ketika Anda menggunakan `git checkout`, Anda dapat mengatur ulang working directory (direktori tempat Anda bekerja) ke commit atau branch tertentu. Ini berguna saat Anda ingin bekerja pada versi kode yang berbeda atau melihat perubahan dari commit sebelumnya.

Beberapa fungsi utama dari `git checkout` adalah:

  1. Berpindah antar branch: Jika Anda sedang bekerja di branch `main` dan ingin berpindah ke branch `feature`, Anda bisa menggunakan perintah `git checkout feature`. Ini memungkinkan Anda untuk melihat dan mengerjakan kode yang ada di branch `feature`.
  2. Membuat branch baru: Anda juga bisa menggunakan `git checkout` untuk membuat branch baru dan langsung berpindah ke branch tersebut. Misalnya, jika Anda ingin memulai pengembangan fitur baru tanpa mempengaruhi branch utama, Anda bisa menjalankan perintah `git checkout -b feature-branch`, yang secara otomatis membuat branch baru dan berpindah ke branch tersebut.
  3. Memeriksa commit tertentu: `git checkout` juga memungkinkan Anda untuk memeriksa file atau commit pada masa lalu. Jika Anda ingin melihat keadaan kode pada commit tertentu, Anda dapat menggunakan perintah `git checkout` diikuti dengan ID commit yang ingin Anda periksa, tanpa mengubah branch yang sedang aktif.

Contoh penggunaan `git checkout`:

```
git checkout <commit-id>
```

Dalam situasi ini, Anda akan melihat state dari kode yang ada di commit tersebut, namun tidak akan memengaruhi branch yang sedang aktif.

Baca Juga

 

Apa Itu Git Reset ?

`git reset` adalah perintah yang lebih kuat dan berpotensi berbahaya jika tidak digunakan dengan hati-hati. Tujuan utama `git reset` adalah untuk menghapus commit dari riwayat atau mengembalikan HEAD (penunjuk commit saat ini) ke commit sebelumnya. Ada beberapa opsi untuk `git reset` yang memberikan tingkat pengaturan ulang yang berbeda, tergantung pada hasil yang ingin Anda capai.

Ada tiga jenis `git reset`:

  1. Soft reset (`git reset --soft`): Soft reset akan mengembalikan HEAD ke commit tertentu tanpa menghapus perubahan yang telah di-stage. Ini berarti Anda masih dapat mengubah commit yang di-reset dan menyimpan perubahan tanpa harus mengulangi pekerjaan.

Contoh penggunaan:

 ```
   git reset --soft <commit-id>
   ```

 

  1. Mixed reset (`git reset --mixed`): Ini adalah mode default jika Anda tidak menambahkan opsi tambahan. Mixed reset akan mengembalikan HEAD ke commit tertentu dan menghapus perubahan yang di-stage, tetapi perubahan tersebut masih ada di working directory Anda. Anda bisa memodifikasi atau menyimpan ulang perubahan tersebut ke commit baru.

Contoh penggunaan:

 ```
   git reset --mixed <commit-id>
   ```

 

  1. Hard reset (`git reset --hard`): Ini adalah opsi paling drastis. Hard reset akan mengembalikan HEAD ke commit tertentu dan menghapus semua perubahan di staging area dan working directory. Semua perubahan yang dilakukan setelah commit tersebut akan hilang secara permanen.

Contoh penggunaan:

 ```
   git reset --hard <commit-id>
   ```

 

Apa Itu Git Revert ?

Berbeda dengan `git reset`, `git revert` adalah perintah yang digunakan untuk membatalkan commit sebelumnya dengan cara yang aman, tanpa menghapus riwayat commit yang ada. `git revert` membuat commit baru yang secara khusus membalikkan perubahan dari commit yang ditentukan, sehingga Anda tidak mengubah atau menghapus riwayat versi proyek.

Misalnya, jika Anda ingin membatalkan perubahan yang dilakukan oleh commit sebelumnya, Anda dapat menggunakan perintah `git revert`. Hal ini berguna terutama jika repositori sudah dibagikan atau dipublikasikan ke remote repository, karena riwayat commit tetap utuh.

Contoh penggunaan:

```
git revert <commit-id>
```

Ketika Anda menjalankan perintah tersebut, Git akan membuat commit baru yang berfungsi untuk mengembalikan perubahan yang dilakukan oleh commit sebelumnya, tetapi tanpa menghapus riwayat commit itu sendiri.

 

Kapan Sebaiknya Menggunakan Git Checkout ?

Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya menggunakan `git checkout`:

  • Saat Anda ingin berpindah antar branch untuk mengerjakan fitur atau bug yang berbeda.
  • Saat Anda ingin memeriksa commit sebelumnya untuk melihat versi kode pada titik waktu tertentu tanpa mempengaruhi branch yang sedang Anda kerjakan.
  • Saat Anda ingin membuat branch baru dan langsung bekerja di branch tersebut, terutama saat memulai pengembangan fitur baru.

Dalam penggunaan sehari-hari, `git checkout` sangat berguna untuk pengelolaan branch dan commit. Jika Anda sering berpindah-pindah antara branch yang berbeda atau ingin mengerjakan cabang terpisah dari branch utama, `git checkout` adalah pilihan yang tepat.

 

Kapan Sebaiknya Menggunakan Git Reset ?

Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya menggunakan `git reset`:

  • Saat Anda ingin menghapus commit yang tidak diinginkan dari riwayat commit tanpa membuat commit baru.
  • Saat Anda ingin mengatur ulang state kode ke commit sebelumnya, terutama jika Anda melakukan commit yang salah atau tidak perlu.
  • Saat Anda ingin menghapus perubahan dari working directory dan staging area (hard reset).

Namun, berhati-hatilah saat menggunakan `git reset`, terutama dengan opsi hard. Jika Anda menggunakan hard reset, Semua perubahan yang belum Di-commit akan hilang secara permanen. Gunakan opsi ini hanya jika Anda yakin bahwa perubahan tersebut tidak diperlukan lagi.

 

Kapan Sebaiknya Menggunakan Git Revert ?

Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya menggunakan `git revert`:

  • Saat Anda ingin membatalkan perubahan yang sudah Di-commit, Tetapi tanpa mengubah riwayat commit yang ada.
  • Saat Anda bekerja dengan tim dan ingin memastikan bahwa semua perubahan terdokumentasi dengan baik dalam riwayat commit.
  • Saat Anda ingin membatalkan commit di branch yang sudah dipublikasikan ke remote repository tanpa merusak riwayat versi proyek.

`git revert` adalah opsi yang lebih aman dibandingkan dengan `git reset` ketika Anda bekerja dalam tim atau ketika repositori sudah dibagikan ke orang lain. Ini karena `git revert` tidak menghapus commit, melainkan menambah commit baru yang membatalkan perubahan dari commit sebelumnya.

 

Kesimpulan

Perbedaan antara `git checkout`, `git reset`, dan `git revert` terletak pada cara masing-masing perintah memengaruhi riwayat commit dan working directory:

  • `git checkout` digunakan untuk berpindah antar branch atau memeriksa commit tertentu tanpa mengubah riwayat commit.
  • `git reset` digunakan untuk menghapus commit atau mengembalikan HEAD ke commit sebelumnya, dengan beberapa opsi seperti soft, mixed, dan hard reset yang memberikan tingkat perubahan yang berbeda.
  • `git revert` digunakan untuk membatalkan commit dengan membuat commit baru yang membalikkan perubahan dari commit sebelumnya tanpa menghapus riwayat commit.

Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat memilih perintah yang paling tepat untuk situasi tertentu. `git checkout` cocok digunakan saat Anda ingin berpindah branch atau mengecek commit tertentu, `git reset` berguna untuk menghapus commit yang tidak diinginkan, sementara `git revert` adalah opsi yang lebih aman untuk membatalkan commit dalam riwayat yang sudah dipublikasikan.

Series: Programming And Coding
  1. Skill-Skill Yang Perlu Dimiliki Programer
  2. Sejarah Terciptanya Bahasa Pemrograman Java
  3. 4 Manfaat Coding Untuk Anak
  4. 4 Roadmap Untuk Jadi Programer
  5. Macam Profesi IT Paling Dicari Tahun 2024
  6. Skill-Skill Yang Perlu Dipelajari Insinyur AI
  7. Rekomendasi 4 Aplikasi Coding Via Komputer
  8. Review Aplikasi Coding Notepad++
  9. Revolutionize Code Generation with programming-helper/generate-function
  10. 4 Contoh Koding Untuk Website Bisnis Online
  11. Rekomendasi 4 Tool IDE Untuk Pengembangan Web
  12. 4 Jobdesk Utama Seorang Front End Developer
  13. Memahami Jenis Error yang Sering Terjadi Saat Koding
  14. Cara Install serta Setup Unity Engine di Mac dengan Baik dan Benar
  15. Skill-Skill Yang Harus Dikuasai Back End Developer
  16. Skill Yang Dipelajari Seorang Front End Developer
  17. Tugas-tugas Yang Di Emban Back End Developer
  18. Top 4 Bahasa Pemrograman Untuk Membuat Kecerdasan Buatan
  19. 4 Alasan Javascript Perlu Dipelajari Programmer
  20. 4 Tantangan Yang Harus Dihadapi Programmer
  21. 4 Alternatif AI Coding Selain ChatGPT
  22. 4 Bahasa Pemrograman Tersulit Dipelajari
  23. Menguak Teknologi di Balik Speech Recognition: Bagaimana Mesin Memahami Ucapan
  24. Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton
  25. Serba-serbi Bahasa Pemrograman C
  26. 5 Manfaat Test dan Debugging Saat Membuat Aplikasi
  27. 6 Tips Memilih Laptop Untuk Keperluan Coding
  28. 6 Alasan Kenapa Linux Banyak Digunakan Untuk Coding
  29. 6 Ciri Kamu Mengalami Overwhelmed saat Belajar Bahasa Pemrograman
  30. 5 Perbedaan Call By Reference dan Call By Value dalam Pemrograman
  31. Tutorial Persiapan Pemrograman C Di Linux
  32. Memahami Struktur Dasar dan Aturan Penulisan Program C
  33. Belajar Pemrograman C : Mengenal Fungsi Input dan Output pada C
  34. Belajar Pemrograman C #05: Mengenal Variabel, Tipe Data, Dan Konstanta
  35. 6 Bahasa Coding Yang Cocok Untuk Pengembangan Aplikasi Mobile
  36. 6 Manfaat Coding HTML dalam Dunia IT
  37. 6 Manfaat Belajar Coding C Untuk Programmer Pemula
  38. Mengenal Lima Tipe Data yang Umum Digunakan dalam Pemrograman
  39. 6 Tips Coding Laravel Yang Belum Diketahui Banyak Orang
  40. 6 Tips dan Trik Coding Java untuk Pengembang Baru
  41. 5 Teknik Pengoptimalan Kode C untuk Performa Maksimal
  42. 6 Tantangan Pemrograman C yang Dapat Mengasah Keterampilan Anda
  43. 7 Pustaka Laravel yang Membantu Mempercepat Pengembangan Aplikasi
  44. 6 Tips Coding HTML yang Jarang Diketahui Orang
  45. 7 Perbedaan Utama Antara C dan C++ yang Harus Anda Ketahui
  46. 5 Proyek Sederhana untuk Menguasai Bahasa Pemrograman C
  47. 6 Contoh Operator Pada Bahasa Pemrograman C
  48. 6 Bentuk Blok Percabangan Pada Pemrograman C
  49. 6 Cara Proyek Yang Bisa Dibuat Sebagai Portofolio Coding
  50. 6 Tips Efektif Belajar Bahasa Pemrograman Secara Otodidak
  51. Mengenal Tipe Data Enum pada C
  52. 5 Jenis Fungsi dalam Bahasa C yang Wajib Kamu Tahu
  53. Mengenal Struktur Data Array pada C
  54. 6 Alasan Pentingnya Membuat Portofolio Coding Bagi Programmer
  55. 4 Jenis Blok Perulangan Pada Bahasa Pemrograman C
  56. 6 Perbedaan Front End dan Back End Programmer
  57. 6 Platform Untuk Membagikan Portofolio Coding Bagi Programmer
  58. 7 Contoh Coding Sederhana dengan SQL untuk Mengelola Database
  59. 6 Kegunaan Bahasa Pemrograman Git yang Perlu Diketahui
  60. 7 Perintah Git yang Wajib Diketahui Setiap Developer
  61. Tutorial Git 1 : Pengenalan
  62. Tutorial Git 2 : Installasi
  63. Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit
  64. 5 Alasan Programmer Harus Selalu Update Kemampuan Coding
  65. 6 Jenis Operator Pada Pemrograman C
  66. 4 Bentuk Blok Perulangan Pada Pemrograman C
  67. Tutorial Membuat Sistem Notifikasi dengan Redistribusi Pub/Sub di Golang
  68. 6 Tips Memulai Karier Sebagai Junior Programmer
  69. 6 Proyek Open-Source yang Dibangun dengan Ruby
  70. 6 Fakta Menarik Bahasa Pemrograman Ruby
  71. 6 Keterkaitan Bahasa Pemrograman dan Ilmu Matematika
  72. Rekomendasi 5 Game Gratis Untuk Belajar Coding
  73. 6 Jasa Freelance Yang Bisa Ditawarkan Programmer
  74. Tutorial Git #4: Melihat Catatan Log Revisi
  75. Tutorial Git #5: Melihat Perbandingan Revisi Dengan Git Diff
  76. Tutorial Git #6: Perintah untuk Membatalkan Revisi
  77. Tutorial Git #7: Menggunakan Percabangan Untuk Mencegah Konflik
  78. 6 Tools yang Paling Efektif Saat Digunakan Bersama Jenkins
  79. 6 Paket NPM Paling Populer untuk Pengembangan Node.js
  80. Perbandingan: Otodidak VS Bootcamp dalam Belajar Coding
  81. 5 Langkah Mudah Memulai Pemrograman SQL bagi Pemula Data Science
  82. Kenapa Belajar Coding Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  83. Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert
  84. Tutorial Git #9: Bekerja dengan Remote Repositori
  85. Pentingnya GitHub untuk Para Pembuat Program
  86. Berapa Gaji Programmer di Indonesia?
  87. Istilah-Istilah Bahasa Pemrograman yang Perlu Diketahui Pemula
  88. Cara Berkontribusi di Proyek Open Source
  89. 6 Manfaat Gabung Komunitas Coding Bagi Programmer Pemula
  90. 6 Perintah Git Lanjutan untuk Developer Berpengalaman
  91. Indikasi Menjadi Programmer Hebat: Kunci dan Ciri-Ciri yang Perlu Dikembangkan
  92. Perbedaan Pass by Value dan Pass by Reference di C: 5 Hal yang Harus Dipahami
  93. Memahami Union dalam C++: Pengertian, Aturan, dan Contoh Penerapannya
  94. 3 Komponen Kunci dalam Routing Aplikasi Web: Routes, Router, dan Prosesnya
  95. 5 Rekomendasi API untuk Pengembangan Aplikasi E-Commerce
  96. 5 Jenis API yang Harus Diketahui Developer: REST, SOAP, dan Lainnya
  97. Testing dan Debugging: Keterampilan Penting untuk Setiap Programmer Profesional
  98. 5 Rekomendasi Tools SQL Editor Terbaik untuk Programmer: Versi Lengkap dan Mendalam
  99. Tutorial GIT 11 : Bagaimana Cara Berkontribusi Di Project Open Source Via GIT
  100. Panduan Lengkap Pakai Git di Visual Studio Code: Gampang Banget, Bos!
  101. 6 Trik Jahil Programmer Saat Ngoding: Bikin Coding Jadi Seru (Tapi Tetap Produktif)
  102. 5 Tips Memilih Mentor Programmer yang Berkualitas: Jangan Sampai Salah Pilih, Bro!
  103. Aspek-Aspek Coding untuk Peningkatan User Interface (UI)
  104. Mau Jadi Jagoan Data Science? Yuk, Kenalan Sama NumPy: Panduan Gaul dan Lengkap Buat Pemula!
  105. Tutorial NumPy Untuk Operasi Data Science
  106. Belajar C++ #01: Pengenalan Bahasa C++ untuk Pemula
  107. Belajar C++ #02: Persiapan Belajar C++ di Linux
  108. 6 Rekomendasi Compiler Terbaik untuk Coding C++: Biar Ngoding Makin Ganteng dan Lancar Jaya
  109. Cara Install NumPy di Berbagai Platform
  110. Hubungan Belajar Coding dan Critical Thinking: Debug Hidupmu, Jadi Hacker Otakmu!
  111. Tipe-Tipe Programmer Berdasarkan Ketahanan Mental: Si Rage Quitter vs. Si Tenang Walau Error
  112. Belajar Pemrograman C #14: Mengenal Tipe Data String di C – Jadi Jago Coding Tanpa Baper!
  113. Belajar Pointer di C: Pointer itu Teman, Bukan Beban!
  114. Belajar Sintaks Dasar C++: Ngoding Gaya Santuy tapi Tetap Sakti
  115. Tips Tambahan Belajar Sintaks C++
  116. Belajar C : Fungsi untuk Alokasi Memori Secara Dinamis (Versi Santai & Lebih Paham)
  117. Tutorial NumPy untuk Operasi Data Science: Optimasi Penyimpanan dengan Data Types
  118. Jenis-Jenis Struktur Data dan Penggunaannya: Panduan Detail dan Kocak untuk Anak Muda
  119. Tutorial Membuat Sistem Notifikasi Redis Pub/Sub di Golang: Panduan Lengkap yang Mudah Dipahami
  120. 6 Alasan Kenapa Fungsi Input dan Output di C++ Itu Wajib Dikuasai (Lengkap dengan Contoh Kodingan dan Celoteh Serius-Nggak-Serius)
  121. 6 Trik Pakai printf() dan scanf() untuk Output dan Input yang Lebih Fleksibel
  122. Belajar C++ #04: Kupas Tuntas Fungsi Input dan Output pada C++ dengan Gaya Santai Biar Tetap Waras
  123. Debugging dan Error Handling: Rahasia di Balik Kode yang Sempurna
  124. Membongkar Kecurangan Website Judi Online dari Sisi Coding
  125. Sejarah Terciptanya Rust: Bahasa Pemrograman Idola Baru Developer Dunia
  126. Coding 101: Bug Memori: Masalah Kecil yang Bisa Bikin Program Crash!
  127. Hal-hal Yang Perlu Lo Lakukan Jika Ingin Membuat Bahasa Pemrograman Baru
  128. Rahasia Bikin Ruby on Rails Lebih Keren: Yuk, Kenalan Sama ViewComponent!
  129. Mengenal Jupyter Notebook: Tool Sakti Biar Coding Lo Makin Kece
  130. Konsep-Konsep SQL Jika Di Analogikan Dengan Anime Naruto
  131. 7 Kode Etik Programmer: Panduan Gaul Biar Jadi Coder Keren Tanpa Drama
  132. Programmer 101 :Rekursi dan Filosofi Stoikisme: Koding yang Bikin Lo Bijak ala Hokage
  133. Coding 101: Konsep Traverse Binary Tree - Jalan-Jalan di Pohon Biner dengan Gaya Santai
Published on December 22, 2024
Last updated on March 20, 2025

If you like this post and want to support us, you can support us via buymeacoffee or trakteer.