Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit

Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit

id8 min read • 824 views

Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit

Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, pengelolaan versi menjadi salah satu aspek terpenting yang perlu dikuasai. Git, sebagai sistem kontrol versi yang paling populer, menawarkan berbagai fitur untuk membantu pengembang mengelola perubahan dalam kode mereka. Pada tutorial kali ini, kita akan membahas langkah-langkah untuk menyimpan perubahan revisi dengan menggunakan perintah `git commit`. Proses ini tidak hanya penting untuk mencatat setiap perubahan yang dilakukan, tetapi juga memudahkan kolaborasi dalam tim dan memastikan bahwa setiap versi kode dapat dilacak dengan baik. Mari kita eksplorasi bagaimana cara efektif menggunakan `git commit` untuk meningkatkan alur kerja pengembangan Anda.

3 Kondisi File dalam Git

Dalam sistem kontrol versi Git, setiap perubahan file melewati tiga kelompok kondisi sebelum menjadi bagian dari revisi yang disimpan. Mengenal ketiga kondisi ini sangat penting untuk memahami alur kerja Git secara keseluruhan. Dengan memahami kondisi file tersebut, pengembang dapat mengelola perubahan secara lebih efisien dan menghindari kesalahan yang bisa merusak kode yang sedang dikerjakan. Tiga kondisi yang akan dijelaskan adalah modified, staged, dan committed. Setiap kondisi ini memainkan peran penting dalam memastikan bahwa setiap perubahan dapat dilacak dan dikontrol dengan baik sebelum disimpan secara permanen.

Pertama, kondisi modified menggambarkan file yang sudah diubah namun belum ditandai atau disimpan di version control. Artinya, perubahan tersebut masih berada di tahap awal dan belum siap untuk dilacak oleh Git. Ketika file berada dalam kondisi modified, Git menyadari bahwa ada perubahan yang dilakukan, namun belum menganggap perubahan tersebut sebagai bagian dari proyek yang perlu disimpan. Sebagai contoh, ketika kita mengedit beberapa baris kode di file HTML, Git akan menandainya sebagai modified. Pada tahap ini, perubahan belum disimpan secara permanen dan masih bisa dimodifikasi lebih lanjut.

Kedua, kondisi staged adalah ketika perubahan yang sudah dilakukan telah ditandai dan siap untuk disimpan. Pada kondisi ini, file sudah masuk ke dalam "area staging," yang merupakan ruang persiapan sebelum revisi disimpan ke dalam repositori. Untuk memindahkan file dari kondisi modified ke staged, kita menggunakan perintah `git add`. Contohnya, jika kita ingin menandai perubahan di file *index.html*, perintah `git add index.html` akan memindahkan file tersebut ke kondisi staged. Terakhir, kondisi committed adalah ketika perubahan yang sudah ditandai kemudian disimpan secara resmi di dalam version control. Ini dilakukan dengan perintah `git commit`, yang memastikan bahwa perubahan yang sudah di-staged disimpan dalam repositori sebagai revisi baru, dan dapat dilacak kapan saja.

Baca Juga

 

Membuat Revisi Pertama Git

Setelah memahami kondisi file dalam Git, langkah selanjutnya adalah membuat revisi pertama dengan menggunakan serangkaian perintah yang akan mengubah status file dari modified ke staged, kemudian dari staged ke committed. Ini adalah salah satu proses inti dalam alur kerja Git yang memungkinkan pengembang untuk menyimpan perubahan secara bertahap, mencatat setiap perkembangan proyek, dan menjaga kode tetap rapi dan terorganisir. Pada contoh ini, kita akan memproses tiga file HTML (index.html, about.html, dan contact.html) yang telah diubah menjadi revisi pertama yang resmi.

Pertama, kita perlu memindahkan ketiga file HTML tersebut dari kondisi modified ke staged. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah menambahkan setiap file satu per satu dengan perintah `git add`. Misalnya, untuk memindahkan file `index.html`, kita bisa mengetik `git add index.html`, lalu mengulangi langkah yang sama untuk `about.html` dan `contact.html`. Alternatif lain yang lebih efisien adalah dengan menambahkan semua file sekaligus menggunakan satu perintah, seperti `git add index.html about.html contact.html`. Jika file yang dimodifikasi memiliki ekstensi yang sama, dalam hal ini `.html`, kita dapat menggunakan pola wildcard dengan mengetik `git add *.html` untuk menambahkan semua file HTML yang diubah sekaligus. Bahkan, jika kita ingin menambahkan seluruh file dan direktori tanpa harus menyebutkan satu per satu, cukup gunakan perintah `git add .`, yang akan menandai semua perubahan yang ada di direktori saat ini.

Setelah file berada dalam kondisi staged, kita siap untuk menyimpannya dalam revisi baru. Proses ini dilakukan dengan perintah `git commit`. Komit adalah langkah di mana kita memberi tahu Git untuk secara permanen menyimpan perubahan yang sudah di-staged dalam repositori. Setiap kali kita melakukan commit, kita dianjurkan untuk menambahkan pesan deskriptif yang menjelaskan apa yang berubah dalam revisi tersebut. Misalnya, kita bisa mengetik `git commit -m "Commit pertama"` untuk merekam komit pertama dengan pesan deskriptif yang menjelaskan bahwa ini adalah komit awal proyek. Setelah commit selesai, kita bisa menggunakan perintah `git status` lagi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi file yang berada dalam kondisi staged, karena semuanya sudah disimpan ke dalam repositori. Dengan demikian, revisi pertama berhasil dibuat dan perubahan sudah tersimpan dengan aman dalam version control. Langkah ini penting karena memungkinkan kita untuk kembali ke revisi ini kapan saja, jika diperlukan.

Setelah revisi pertama selesai, proses pengelolaan proyek dengan Git menjadi lebih mudah dan terstruktur. Kita bisa melanjutkan dengan membuat revisi kedua atau perubahan tambahan lainnya. Setiap kali kita mengubah file, proses dari modified, staged, hingga committed harus diulang. Namun, dengan penguasaan yang lebih baik atas alur kerja ini, pengembang akan lebih percaya diri dalam mengelola perubahan kode, berkolaborasi dengan tim, dan memastikan bahwa setiap langkah perkembangan proyek dapat ditelusuri kembali kapan saja.

 

Membuat Revisi Kedua Git

Setelah berhasil membuat revisi pertama, langkah berikutnya dalam pengelolaan proyek menggunakan Git adalah membuat revisi kedua. Revisi ini bisa berisi perbaikan, penambahan fitur baru, atau sekadar perubahan pada konten file. Dalam skenario ini, kita akan melakukan perubahan pada file `index.html` yang sebelumnya sudah disimpan pada revisi pertama. Proses ini memberikan gambaran bagaimana Git membantu melacak setiap perubahan yang terjadi pada file dari waktu ke waktu, dan memungkinkan kita untuk menyimpan setiap langkah pengembangan dengan cara yang terstruktur dan mudah dipahami.

Pertama, kita perlu memodifikasi isi file `index.html`. Misalnya, kita bisa mengubah konten HTML yang sudah ada untuk menambahkan atau memperbarui informasi di dalamnya. Dalam contoh ini, perubahan sederhana dilakukan pada isi halaman HTML untuk memberikan pesan baru. Misalnya, isi file `index.html` yang diubah bisa terlihat seperti berikut:

```html
<!DOCTYPE html>
<html>
    <head>
        <meta charset="utf-8">
        <title>Belajar Git - Project 01</title>
    </head>
    <body>
        <p>Hello Semua, Saya sedang belajar Git</p>
    </body>
</html>
```

Perubahan ini, meskipun tampak sederhana, merupakan bagian penting dari alur kerja pengembangan perangkat lunak. Misalnya, pengembang bisa menambahkan teks untuk tujuan percobaan atau pembaruan informasi. Setelah modifikasi dilakukan pada file tersebut, Git akan secara otomatis mendeteksi perubahan dan menandai file sebagai modified. Kita bisa menggunakan perintah `git status` untuk melihat bahwa `index.html` sekarang berada dalam kondisi modified, yang berarti perubahan telah dilakukan, tetapi belum di-staged atau disimpan dalam revisi baru.

Langkah selanjutnya adalah memindahkan file yang telah diubah dari kondisi modified ke staged, menggunakan perintah `git add index.html`. Dengan perintah ini, kita memberi tahu Git bahwa perubahan pada `index.html` sudah siap untuk disimpan dalam revisi kedua. Setelah file berada di area staging, kita bisa membuat komit baru untuk menyimpan perubahan tersebut. Proses commit ini penting karena memungkinkan kita untuk menandai setiap perubahan dengan pesan deskriptif yang akan membantu dalam pelacakan versi di masa mendatang. Dalam kasus ini, kita bisa menggunakan perintah `git commit -m "Modifikasi konten di index.html untuk revisi kedua"` untuk menyimpan revisi kedua dengan pesan yang jelas.

Dengan komit kedua ini, kita telah menyelesaikan revisi kedua dari proyek. Setiap perubahan yang dilakukan sekarang tersimpan secara permanen dalam version control, dan kita bisa melihat sejarah perubahan dengan menggunakan perintah seperti `git log`. Proses membuat revisi baru ini memberikan fleksibilitas besar kepada pengembang, karena mereka dapat memperbarui proyek tanpa khawatir kehilangan jejak dari perubahan yang pernah dibuat. Ini juga memungkinkan tim pengembang untuk bekerja secara kolaboratif, mengetahui bahwa setiap perubahan bisa dilacak dan dikembalikan kapan saja jika diperlukan. Dengan demikian, Git menjadi alat yang sangat penting untuk menjaga integritas dan konsistensi kode selama pengembangan.

Series: Programming And Coding
  1. Skill-Skill Yang Perlu Dimiliki Programer
  2. Sejarah Terciptanya Bahasa Pemrograman Java
  3. 4 Manfaat Coding Untuk Anak
  4. 4 Roadmap Untuk Jadi Programer
  5. Macam Profesi IT Paling Dicari Tahun 2024
  6. Skill-Skill Yang Perlu Dipelajari Insinyur AI
  7. Rekomendasi 4 Aplikasi Coding Via Komputer
  8. Review Aplikasi Coding Notepad++
  9. Revolutionize Code Generation with programming-helper/generate-function
  10. 4 Contoh Koding Untuk Website Bisnis Online
  11. Rekomendasi 4 Tool IDE Untuk Pengembangan Web
  12. 4 Jobdesk Utama Seorang Front End Developer
  13. Memahami Jenis Error yang Sering Terjadi Saat Koding
  14. Cara Install serta Setup Unity Engine di Mac dengan Baik dan Benar
  15. Skill-Skill Yang Harus Dikuasai Back End Developer
  16. Skill Yang Dipelajari Seorang Front End Developer
  17. Tugas-tugas Yang Di Emban Back End Developer
  18. Top 4 Bahasa Pemrograman Untuk Membuat Kecerdasan Buatan
  19. 4 Alasan Javascript Perlu Dipelajari Programmer
  20. 4 Tantangan Yang Harus Dihadapi Programmer
  21. 4 Alternatif AI Coding Selain ChatGPT
  22. 4 Bahasa Pemrograman Tersulit Dipelajari
  23. Menguak Teknologi di Balik Speech Recognition: Bagaimana Mesin Memahami Ucapan
  24. Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton
  25. Serba-serbi Bahasa Pemrograman C
  26. 5 Manfaat Test dan Debugging Saat Membuat Aplikasi
  27. 6 Tips Memilih Laptop Untuk Keperluan Coding
  28. 6 Alasan Kenapa Linux Banyak Digunakan Untuk Coding
  29. 6 Ciri Kamu Mengalami Overwhelmed saat Belajar Bahasa Pemrograman
  30. 5 Perbedaan Call By Reference dan Call By Value dalam Pemrograman
  31. Tutorial Persiapan Pemrograman C Di Linux
  32. Memahami Struktur Dasar dan Aturan Penulisan Program C
  33. Belajar Pemrograman C : Mengenal Fungsi Input dan Output pada C
  34. Belajar Pemrograman C #05: Mengenal Variabel, Tipe Data, Dan Konstanta
  35. 6 Bahasa Coding Yang Cocok Untuk Pengembangan Aplikasi Mobile
  36. 6 Manfaat Coding HTML dalam Dunia IT
  37. 6 Manfaat Belajar Coding C Untuk Programmer Pemula
  38. Mengenal Lima Tipe Data yang Umum Digunakan dalam Pemrograman
  39. 6 Tips Coding Laravel Yang Belum Diketahui Banyak Orang
  40. 6 Tips dan Trik Coding Java untuk Pengembang Baru
  41. 5 Teknik Pengoptimalan Kode C untuk Performa Maksimal
  42. 6 Tantangan Pemrograman C yang Dapat Mengasah Keterampilan Anda
  43. 7 Pustaka Laravel yang Membantu Mempercepat Pengembangan Aplikasi
  44. 6 Tips Coding HTML yang Jarang Diketahui Orang
  45. 7 Perbedaan Utama Antara C dan C++ yang Harus Anda Ketahui
  46. 5 Proyek Sederhana untuk Menguasai Bahasa Pemrograman C
  47. 6 Contoh Operator Pada Bahasa Pemrograman C
  48. 6 Bentuk Blok Percabangan Pada Pemrograman C
  49. 6 Cara Proyek Yang Bisa Dibuat Sebagai Portofolio Coding
  50. 6 Tips Efektif Belajar Bahasa Pemrograman Secara Otodidak
  51. Mengenal Tipe Data Enum pada C
  52. 5 Jenis Fungsi dalam Bahasa C yang Wajib Kamu Tahu
  53. Mengenal Struktur Data Array pada C
  54. 6 Alasan Pentingnya Membuat Portofolio Coding Bagi Programmer
  55. 4 Jenis Blok Perulangan Pada Bahasa Pemrograman C
  56. 6 Perbedaan Front End dan Back End Programmer
  57. 6 Platform Untuk Membagikan Portofolio Coding Bagi Programmer
  58. 7 Contoh Coding Sederhana dengan SQL untuk Mengelola Database
  59. 6 Kegunaan Bahasa Pemrograman Git yang Perlu Diketahui
  60. 7 Perintah Git yang Wajib Diketahui Setiap Developer
  61. Tutorial Git 1 : Pengenalan
  62. Tutorial Git 2 : Installasi
  63. Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit
  64. 5 Alasan Programmer Harus Selalu Update Kemampuan Coding
  65. 6 Jenis Operator Pada Pemrograman C
  66. 4 Bentuk Blok Perulangan Pada Pemrograman C
  67. Tutorial Membuat Sistem Notifikasi dengan Redistribusi Pub/Sub di Golang
  68. 6 Tips Memulai Karier Sebagai Junior Programmer
  69. 6 Proyek Open-Source yang Dibangun dengan Ruby
  70. 6 Fakta Menarik Bahasa Pemrograman Ruby
  71. 6 Keterkaitan Bahasa Pemrograman dan Ilmu Matematika
  72. Rekomendasi 5 Game Gratis Untuk Belajar Coding
  73. 6 Jasa Freelance Yang Bisa Ditawarkan Programmer
  74. Tutorial Git #4: Melihat Catatan Log Revisi
  75. Tutorial Git #5: Melihat Perbandingan Revisi Dengan Git Diff
  76. Tutorial Git #6: Perintah untuk Membatalkan Revisi
  77. Tutorial Git #7: Menggunakan Percabangan Untuk Mencegah Konflik
  78. 6 Tools yang Paling Efektif Saat Digunakan Bersama Jenkins
  79. 6 Paket NPM Paling Populer untuk Pengembangan Node.js
  80. Perbandingan: Otodidak VS Bootcamp dalam Belajar Coding
  81. 5 Langkah Mudah Memulai Pemrograman SQL bagi Pemula Data Science
  82. Kenapa Belajar Coding Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  83. Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert
  84. Tutorial Git #9: Bekerja dengan Remote Repositori
  85. Pentingnya GitHub untuk Para Pembuat Program
  86. Berapa Gaji Programmer di Indonesia?
  87. Istilah-Istilah Bahasa Pemrograman yang Perlu Diketahui Pemula
  88. Cara Berkontribusi di Proyek Open Source
  89. 6 Manfaat Gabung Komunitas Coding Bagi Programmer Pemula
  90. 6 Perintah Git Lanjutan untuk Developer Berpengalaman
  91. Indikasi Menjadi Programmer Hebat: Kunci dan Ciri-Ciri yang Perlu Dikembangkan
  92. Perbedaan Pass by Value dan Pass by Reference di C: 5 Hal yang Harus Dipahami
  93. Memahami Union dalam C++: Pengertian, Aturan, dan Contoh Penerapannya
  94. 3 Komponen Kunci dalam Routing Aplikasi Web: Routes, Router, dan Prosesnya
  95. 5 Rekomendasi API untuk Pengembangan Aplikasi E-Commerce
  96. 5 Jenis API yang Harus Diketahui Developer: REST, SOAP, dan Lainnya
  97. Testing dan Debugging: Keterampilan Penting untuk Setiap Programmer Profesional
  98. 5 Rekomendasi Tools SQL Editor Terbaik untuk Programmer: Versi Lengkap dan Mendalam
  99. Tutorial GIT 11 : Bagaimana Cara Berkontribusi Di Project Open Source Via GIT
  100. Panduan Lengkap Pakai Git di Visual Studio Code: Gampang Banget, Bos!
  101. 6 Trik Jahil Programmer Saat Ngoding: Bikin Coding Jadi Seru (Tapi Tetap Produktif)
  102. 5 Tips Memilih Mentor Programmer yang Berkualitas: Jangan Sampai Salah Pilih, Bro!
  103. Aspek-Aspek Coding untuk Peningkatan User Interface (UI)
Published on September 30, 2024
Last updated on February 12, 2025

If you like this post and want to support us, you can support us via buymeacoffee or trakteer.