Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton

Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton

id9 min read • 1567 views

Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton

Asal-usul Phyton

Dalam dunia pemrograman, Python telah menjelma menjadi salah satu bahasa yang paling populer dan serbaguna. Dikenal karena sintaksisnya yang sederhana dan mudah dipelajari, Python telah menarik perhatian pengembang dari berbagai latar belakang, mulai dari pemula hingga ahli. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengembangan perangkat lunak yang cepat dan efisien, Python terus berkembang dan beradaptasi dengan teknologi terkini. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan sejarah perkembangan Python, mulai dari awal pembuatannya hingga menjadi salah satu bahasa pemrograman terdepan saat ini. Melalui penelusuran ini, kita akan memahami bagaimana Python berhasil menjadi pilihan utama bagi banyak pengembang dan berbagai industri di seluruh dunia.

Asal-usul Phyton

Python diciptakan oleh Guido van Rossum, seorang programmer asal Belanda yang memiliki visi untuk mengembangkan bahasa pemrograman yang lebih mudah diakses dan dipahami. Pada akhir tahun 1980-an, Guido bekerja di Centrum Wiskunde & Informatica (CWI) di Belanda. Di sinilah ia mulai mengembangkan Python sebagai proyek sampingan untuk mengisi waktu selama liburan Natal. Guido ingin menciptakan bahasa pemrograman yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan untuk digunakan, sehingga dapat membantu mempercepat pengembangan perangkat lunak dan mengurangi tingkat kerumitan yang sering dihadapi oleh para programmer.

Guido terinspirasi oleh beberapa bahasa pemrograman yang sudah ada saat itu, seperti ABC, C, dan Modula-3. Bahasa ABC, yang juga dikembangkan di CWI, memberikan dasar sintaksis yang sederhana dan mudah digunakan, memungkinkan penulisan kode yang bersih dan mudah dibaca. Namun, ABC memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan ekspresi dan tidak cukup fleksibel untuk tugas-tugas pemrograman yang lebih kompleks. Di sisi lain, bahasa C memberikan kekuatan dan fleksibilitas yang besar, tetapi sering kali mengorbankan kemudahan penggunaan. Modula-3 menyumbangkan konsep-konsep pemrograman modular dan pengelolaan memori yang lebih baik. Menggabungkan elemen-elemen terbaik dari bahasa-bahasa ini, Guido menciptakan Python dengan filosofi desain yang menekankan kejelasan, kesederhanaan, dan kegunaan praktis.

Pada tahun 1991, Python versi pertama resmi diperkenalkan kepada publik. Versi awal ini sudah menunjukkan potensi besar Python sebagai bahasa pemrograman yang kuat dan serbaguna. Dengan desain yang mengutamakan kemudahan membaca kode dan efisiensi, Python dengan cepat menarik perhatian komunitas pengembang. Para programmer mulai mengadopsi Python untuk berbagai jenis proyek, dari skrip sederhana hingga aplikasi yang lebih kompleks. Salah satu kekuatan utama Python adalah komunitasnya yang aktif dan berdedikasi, yang terus berkontribusi pada pengembangan bahasa ini dan menciptakan berbagai pustaka dan alat bantu yang memperluas fungsionalitasnya.

Sejak peluncuran awalnya, Python telah mengalami berbagai perkembangan dan peningkatan. Versi-versi baru terus dirilis dengan penambahan fitur-fitur canggih dan peningkatan kinerja. Dukungan untuk berbagai platform dan kompatibilitas dengan banyak bahasa pemrograman lain membuat Python semakin fleksibel dan mudah diintegrasikan dalam berbagai lingkungan pengembangan. Hingga hari ini, Python tetap menjadi salah satu bahasa pemrograman terdepan, digunakan dalam berbagai bidang seperti web development, data science, kecerdasan buatan, dan banyak lagi. Kesuksesan ini tidak lepas dari visi awal Guido van Rossum yang ingin menciptakan bahasa pemrograman yang sederhana namun kuat, menjadikan Python sebagai alat yang tak tergantikan bagi jutaan pengembang di seluruh dunia.

 

Baca Juga

 

Versi Awal Phyton

Setelah diperkenalkan kepada publik pada tahun 1991, Python terus mengalami perkembangan pesat. Versi 1.0 resmi dirilis pada Januari 1994. Python 1.0 memperkenalkan sejumlah fitur yang menjadi dasar dari bahasa ini, termasuk tipe data dasar seperti string, list, dan dictionary, serta dukungan untuk pemrograman berorientasi objek. Versi ini juga memperkenalkan konsep modul, yang memungkinkan pengembang untuk mengorganisasi kode mereka dalam unit-unit yang terpisah dan dapat digunakan kembali. Kemampuan untuk memuat modul eksternal dan pustaka standar yang kaya membuat Python 1.0 menjadi alat yang sangat berguna untuk berbagai jenis pengembangan perangkat lunak.

Enam tahun kemudian, pada Oktober 2000, Python 2.0 dirilis dengan sejumlah peningkatan penting yang lebih lanjut memperluas kemampuan bahasa ini. Salah satu fitur utama yang diperkenalkan di Python 2.0 adalah garbage collection berbasis referensi siklus, yang membantu mengelola memori secara otomatis dan mencegah kebocoran memori yang bisa terjadi ketika objek-objek saling merujuk satu sama lain. Ini adalah peningkatan signifikan yang membuat Python lebih andal dan efisien dalam penggunaan memori.

Selain itu, Python 2.0 memperkenalkan list comprehensions, sebuah fitur yang memungkinkan penulisan kode yang lebih bersih dan lebih ekspresif untuk pembuatan dan manipulasi list. List comprehensions memberikan cara yang lebih ringkas untuk menuliskan loop dalam pembuatan list, yang tidak hanya meningkatkan keterbacaan kode, tetapi juga seringkali lebih efisien dalam hal kinerja. Ini menandai langkah penting dalam evolusi sintaksis Python, memperkenalkan cara-cara baru yang lebih elegan untuk menyelesaikan masalah pemrograman umum.

Python 2.0 juga menandai periode di mana komunitas pengembang Python mulai berkembang pesat. Dengan semakin banyaknya pengembang yang tertarik dan berkontribusi, ekosistem Python tumbuh dengan cepat. Pustaka-pustaka baru dan alat bantu mulai bermunculan, memperluas jangkauan aplikasi Python. Pengembangan open-source yang aktif ini tidak hanya memperkaya bahasa Python itu sendiri, tetapi juga memperkuat komunitas pengguna yang berdedikasi dan kolaboratif. Dengan dukungan komunitas yang kuat dan fitur-fitur baru yang inovatif, Python 2.0 mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bahasa pemrograman yang paling disukai di dunia pemrograman.

 

Transisi Python

Transisi dari Python 2 ke Python 3 merupakan salah satu langkah terbesar dan paling signifikan dalam sejarah perkembangan Python. Motivasi utama di balik transisi ini adalah untuk mengatasi sejumlah keterbatasan yang ada dalam Python 2 dan untuk memperkenalkan pembaruan yang tidak bisa diterapkan dengan kompatibilitas mundur. Python 2, meskipun sangat populer dan banyak digunakan, memiliki beberapa aspek desain dan implementasi yang menghambat perkembangan jangka panjang. Salah satu isu utama adalah inkonsistensi dalam pengelolaan string dan tipe data, serta beberapa keputusan desain yang diambil pada masa awal pengembangan yang terbukti tidak ideal seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaruan signifikan untuk memastikan Python tetap relevan dan kuat di masa depan.

Python 3.0, yang dirilis pada Desember 2008, memperkenalkan banyak perubahan besar dan fitur baru yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut dan meningkatkan efisiensi serta kegunaan bahasa ini. Salah satu perubahan paling mencolok adalah pengubahan print dari pernyataan (statement) menjadi fungsi (function). Perubahan ini tidak hanya menyelaraskan print dengan pendekatan berbasis fungsi yang lebih umum digunakan dalam bahasa pemrograman modern, tetapi juga memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan output. Selain itu, Python 3.0 mengadopsi Unicode sebagai tipe data string standar, memungkinkan penanganan teks multibahasa dan simbol-simbol khusus dengan lebih baik dan lebih konsisten. Perubahan ini sangat penting dalam era globalisasi dan komunikasi lintas budaya yang memerlukan dukungan bahasa yang luas dan bervariasi.

Namun, transisi dari Python 2 ke Python 3 bukan tanpa tantangan. Salah satu isu terbesar adalah kompatibilitas kode. Banyak kode yang ditulis dalam Python 2 tidak langsung bisa dijalankan di Python 3 tanpa modifikasi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengembang yang memiliki basis kode besar dan pustaka yang luas yang ditulis dalam Python 2. Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai solusi dan alat bantu dikembangkan untuk memfasilitasi transisi. Salah satu yang paling penting adalah alat "2to3," yang secara otomatis memodifikasi kode Python 2 agar sesuai dengan sintaks dan standar Python 3. Selain itu, komunitas Python dan Python Software Foundation (PSF) memberikan panduan dan dokumentasi yang komprehensif untuk membantu pengembang memahami perubahan yang diperlukan dan cara mengimplementasikannya.

Seiring waktu, dengan dukungan komunitas yang kuat dan komitmen untuk terus meningkatkan dan menyempurnakan Python 3, transisi ini semakin mudah. Banyak pustaka dan framework populer beralih ke Python 3, dan adopsi Python 3 terus meningkat. Pada Januari 2020, dukungan resmi untuk Python 2 dihentikan, menandai akhir dari era Python 2 dan menegaskan Python 3 sebagai masa depan bahasa pemrograman ini. Transisi ini, meskipun penuh tantangan, berhasil membawa Python ke tingkat yang lebih tinggi, memastikan bahwa bahasa ini tetap relevan dan terus berkembang seiring dengan kebutuhan teknologi yang terus berubah.

 

Ekosistem Phyton Masa Kin

Sejak transisi ke Python 3, bahasa pemrograman ini terus mengalami perkembangan yang signifikan melalui rilis berkelanjutan dari versi 3.4 hingga 3.10. Setiap versi baru tidak hanya memperkenalkan fitur-fitur baru, tetapi juga peningkatan performa yang membuat Python semakin efisien dan kuat. Misalnya, Python 3.4 memperkenalkan modul asyncio untuk pemrograman asynchronous, yang sangat penting untuk pengembangan aplikasi yang membutuhkan I/O non-blocking. Versi 3.5 memperkenalkan operator matrix multiplication (@) yang memudahkan operasi pada array, terutama dalam konteks komputasi ilmiah dan machine learning. Python 3.6 memperkenalkan f-string, cara baru untuk formatting string yang lebih cepat dan lebih mudah dibaca. Versi terbaru seperti Python 3.10 memperkenalkan pattern matching, fitur yang sangat diantisipasi yang memberikan fleksibilitas lebih dalam menulis kode yang lebih ekspresif dan mudah dipelihara.

Ekosistem Python juga mengalami pertumbuhan yang luar biasa, didorong oleh pengembangan pustaka dan framework yang memperluas kemampuan bahasa ini. Framework web seperti Django dan Flask memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web yang kompleks dengan cepat dan efisien. Django, dengan arsitektur yang lengkap dan 'baterai terpasang', sangat populer untuk aplikasi skala besar, sementara Flask, yang lebih ringan, sering digunakan untuk proyek-proyek yang lebih kecil atau yang memerlukan fleksibilitas lebih. Dalam domain analisis data, pustaka seperti Pandas telah menjadi standar de facto untuk manipulasi dan analisis data. Pandas menyediakan struktur data yang kuat dan alat analisis data yang canggih, yang sangat membantu dalam pengolahan data besar. TensorFlow, pustaka open-source yang dikembangkan oleh Google, telah menjadi salah satu alat utama dalam pengembangan kecerdasan buatan dan machine learning, memungkinkan pengembang untuk membangun dan melatih model AI dengan skala dan kinerja tinggi.

Penggunaan Python yang luas mencakup berbagai bidang, mulai dari pengembangan web hingga data science, kecerdasan buatan, dan scripting. Dalam pengembangan web, Python memungkinkan pengembang untuk membangun situs web dan aplikasi web yang kuat dengan cepat dan efisien. Di bidang data science, Python telah menjadi bahasa pilihan berkat pustaka-pustaka seperti Pandas, NumPy, dan Matplotlib, yang menyediakan alat yang diperlukan untuk analisis data, visualisasi, dan komputasi numerik. Kecerdasan buatan dan machine learning juga mendapat manfaat besar dari Python, dengan pustaka seperti TensorFlow, Keras, dan PyTorch yang memudahkan pengembangan model AI. Python juga banyak digunakan dalam scripting dan otomatisasi tugas-tugas administratif, berkat sintaksisnya yang sederhana dan pustaka standar yang luas.

Secara keseluruhan, perkembangan Python modern mencerminkan komitmen komunitas pengembang dan Python Software Foundation untuk terus memperbaiki dan memperluas kemampuan bahasa ini. Rilis berkelanjutan memastikan Python tetap mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna, sementara ekosistem yang kaya memungkinkan pengembang untuk menemukan alat yang tepat untuk hampir setiap jenis proyek. Dengan aplikasi yang luas di berbagai bidang, Python telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu bahasa pemrograman yang paling relevan dan serbaguna di dunia teknologi saat ini.

Series: Programming And Coding
  1. Skill-Skill Yang Perlu Dimiliki Programer
  2. Sejarah Terciptanya Bahasa Pemrograman Java
  3. 4 Manfaat Coding Untuk Anak
  4. 4 Roadmap Untuk Jadi Programer
  5. Macam Profesi IT Paling Dicari Tahun 2024
  6. Skill-Skill Yang Perlu Dipelajari Insinyur AI
  7. Rekomendasi 4 Aplikasi Coding Via Komputer
  8. Review Aplikasi Coding Notepad++
  9. Revolutionize Code Generation with programming-helper/generate-function
  10. 4 Contoh Koding Untuk Website Bisnis Online
  11. Rekomendasi 4 Tool IDE Untuk Pengembangan Web
  12. 4 Jobdesk Utama Seorang Front End Developer
  13. Memahami Jenis Error yang Sering Terjadi Saat Koding
  14. Cara Install serta Setup Unity Engine di Mac dengan Baik dan Benar
  15. Skill-Skill Yang Harus Dikuasai Back End Developer
  16. Skill Yang Dipelajari Seorang Front End Developer
  17. Tugas-tugas Yang Di Emban Back End Developer
  18. Top 4 Bahasa Pemrograman Untuk Membuat Kecerdasan Buatan
  19. 4 Alasan Javascript Perlu Dipelajari Programmer
  20. 4 Tantangan Yang Harus Dihadapi Programmer
  21. 4 Alternatif AI Coding Selain ChatGPT
  22. 4 Bahasa Pemrograman Tersulit Dipelajari
  23. Menguak Teknologi di Balik Speech Recognition: Bagaimana Mesin Memahami Ucapan
  24. Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton
  25. Serba-serbi Bahasa Pemrograman C
  26. 5 Manfaat Test dan Debugging Saat Membuat Aplikasi
  27. 6 Tips Memilih Laptop Untuk Keperluan Coding
  28. 6 Alasan Kenapa Linux Banyak Digunakan Untuk Coding
  29. 6 Ciri Kamu Mengalami Overwhelmed saat Belajar Bahasa Pemrograman
  30. 5 Perbedaan Call By Reference dan Call By Value dalam Pemrograman
  31. Tutorial Persiapan Pemrograman C Di Linux
  32. Memahami Struktur Dasar dan Aturan Penulisan Program C
  33. Belajar Pemrograman C : Mengenal Fungsi Input dan Output pada C
  34. Belajar Pemrograman C #05: Mengenal Variabel, Tipe Data, Dan Konstanta
  35. 6 Bahasa Coding Yang Cocok Untuk Pengembangan Aplikasi Mobile
  36. 6 Manfaat Coding HTML dalam Dunia IT
  37. 6 Manfaat Belajar Coding C Untuk Programmer Pemula
  38. Mengenal Lima Tipe Data yang Umum Digunakan dalam Pemrograman
  39. 6 Tips Coding Laravel Yang Belum Diketahui Banyak Orang
  40. 6 Tips dan Trik Coding Java untuk Pengembang Baru
  41. 5 Teknik Pengoptimalan Kode C untuk Performa Maksimal
  42. 6 Tantangan Pemrograman C yang Dapat Mengasah Keterampilan Anda
  43. 7 Pustaka Laravel yang Membantu Mempercepat Pengembangan Aplikasi
  44. 6 Tips Coding HTML yang Jarang Diketahui Orang
  45. 7 Perbedaan Utama Antara C dan C++ yang Harus Anda Ketahui
  46. 5 Proyek Sederhana untuk Menguasai Bahasa Pemrograman C
  47. 6 Contoh Operator Pada Bahasa Pemrograman C
  48. 6 Bentuk Blok Percabangan Pada Pemrograman C
  49. 6 Cara Proyek Yang Bisa Dibuat Sebagai Portofolio Coding
  50. 6 Tips Efektif Belajar Bahasa Pemrograman Secara Otodidak
  51. Mengenal Tipe Data Enum pada C
  52. 5 Jenis Fungsi dalam Bahasa C yang Wajib Kamu Tahu
  53. Mengenal Struktur Data Array pada C
  54. 6 Alasan Pentingnya Membuat Portofolio Coding Bagi Programmer
  55. 4 Jenis Blok Perulangan Pada Bahasa Pemrograman C
  56. 6 Perbedaan Front End dan Back End Programmer
  57. 6 Platform Untuk Membagikan Portofolio Coding Bagi Programmer
  58. 7 Contoh Coding Sederhana dengan SQL untuk Mengelola Database
  59. 6 Kegunaan Bahasa Pemrograman Git yang Perlu Diketahui
  60. 7 Perintah Git yang Wajib Diketahui Setiap Developer
  61. Tutorial Git 1 : Pengenalan
  62. Tutorial Git 2 : Installasi
  63. Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit
  64. 5 Alasan Programmer Harus Selalu Update Kemampuan Coding
  65. 6 Jenis Operator Pada Pemrograman C
  66. 4 Bentuk Blok Perulangan Pada Pemrograman C
  67. Tutorial Membuat Sistem Notifikasi dengan Redistribusi Pub/Sub di Golang
  68. 6 Tips Memulai Karier Sebagai Junior Programmer
  69. 6 Proyek Open-Source yang Dibangun dengan Ruby
  70. 6 Fakta Menarik Bahasa Pemrograman Ruby
  71. 6 Keterkaitan Bahasa Pemrograman dan Ilmu Matematika
  72. Rekomendasi 5 Game Gratis Untuk Belajar Coding
  73. 6 Jasa Freelance Yang Bisa Ditawarkan Programmer
  74. Tutorial Git #4: Melihat Catatan Log Revisi
  75. Tutorial Git #5: Melihat Perbandingan Revisi Dengan Git Diff
  76. Tutorial Git #6: Perintah untuk Membatalkan Revisi
  77. Tutorial Git #7: Menggunakan Percabangan Untuk Mencegah Konflik
  78. 6 Tools yang Paling Efektif Saat Digunakan Bersama Jenkins
  79. 6 Paket NPM Paling Populer untuk Pengembangan Node.js
  80. Perbandingan: Otodidak VS Bootcamp dalam Belajar Coding
  81. 5 Langkah Mudah Memulai Pemrograman SQL bagi Pemula Data Science
  82. Kenapa Belajar Coding Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  83. Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert
  84. Tutorial Git #9: Bekerja dengan Remote Repositori
  85. Pentingnya GitHub untuk Para Pembuat Program
  86. Berapa Gaji Programmer di Indonesia?
  87. Istilah-Istilah Bahasa Pemrograman yang Perlu Diketahui Pemula
  88. Cara Berkontribusi di Proyek Open Source
  89. 6 Manfaat Gabung Komunitas Coding Bagi Programmer Pemula
  90. 6 Perintah Git Lanjutan untuk Developer Berpengalaman
  91. Indikasi Menjadi Programmer Hebat: Kunci dan Ciri-Ciri yang Perlu Dikembangkan
  92. Perbedaan Pass by Value dan Pass by Reference di C: 5 Hal yang Harus Dipahami
  93. Memahami Union dalam C++: Pengertian, Aturan, dan Contoh Penerapannya
  94. 3 Komponen Kunci dalam Routing Aplikasi Web: Routes, Router, dan Prosesnya
  95. 5 Rekomendasi API untuk Pengembangan Aplikasi E-Commerce
  96. 5 Jenis API yang Harus Diketahui Developer: REST, SOAP, dan Lainnya
  97. Testing dan Debugging: Keterampilan Penting untuk Setiap Programmer Profesional
  98. 5 Rekomendasi Tools SQL Editor Terbaik untuk Programmer: Versi Lengkap dan Mendalam
  99. Tutorial GIT 11 : Bagaimana Cara Berkontribusi Di Project Open Source Via GIT
  100. Panduan Lengkap Pakai Git di Visual Studio Code: Gampang Banget, Bos!
  101. 6 Trik Jahil Programmer Saat Ngoding: Bikin Coding Jadi Seru (Tapi Tetap Produktif)
  102. 5 Tips Memilih Mentor Programmer yang Berkualitas: Jangan Sampai Salah Pilih, Bro!
  103. Aspek-Aspek Coding untuk Peningkatan User Interface (UI)
  104. Mau Jadi Jagoan Data Science? Yuk, Kenalan Sama NumPy: Panduan Gaul dan Lengkap Buat Pemula!
  105. Tutorial NumPy Untuk Operasi Data Science
  106. Belajar C++ #01: Pengenalan Bahasa C++ untuk Pemula
  107. Belajar C++ #02: Persiapan Belajar C++ di Linux
  108. 6 Rekomendasi Compiler Terbaik untuk Coding C++: Biar Ngoding Makin Ganteng dan Lancar Jaya
  109. Cara Install NumPy di Berbagai Platform
  110. Hubungan Belajar Coding dan Critical Thinking: Debug Hidupmu, Jadi Hacker Otakmu!
  111. Tipe-Tipe Programmer Berdasarkan Ketahanan Mental: Si Rage Quitter vs. Si Tenang Walau Error
  112. Belajar Pemrograman C #14: Mengenal Tipe Data String di C – Jadi Jago Coding Tanpa Baper!
  113. Belajar Pointer di C: Pointer itu Teman, Bukan Beban!
  114. Belajar Sintaks Dasar C++: Ngoding Gaya Santuy tapi Tetap Sakti
  115. Tips Tambahan Belajar Sintaks C++
  116. Belajar C : Fungsi untuk Alokasi Memori Secara Dinamis (Versi Santai & Lebih Paham)
  117. Tutorial NumPy untuk Operasi Data Science: Optimasi Penyimpanan dengan Data Types
  118. Jenis-Jenis Struktur Data dan Penggunaannya: Panduan Detail dan Kocak untuk Anak Muda
  119. Tutorial Membuat Sistem Notifikasi Redis Pub/Sub di Golang: Panduan Lengkap yang Mudah Dipahami
  120. 6 Alasan Kenapa Fungsi Input dan Output di C++ Itu Wajib Dikuasai (Lengkap dengan Contoh Kodingan dan Celoteh Serius-Nggak-Serius)
  121. 6 Trik Pakai printf() dan scanf() untuk Output dan Input yang Lebih Fleksibel
  122. Belajar C++ #04: Kupas Tuntas Fungsi Input dan Output pada C++ dengan Gaya Santai Biar Tetap Waras
  123. Debugging dan Error Handling: Rahasia di Balik Kode yang Sempurna
  124. Membongkar Kecurangan Website Judi Online dari Sisi Coding
  125. Sejarah Terciptanya Rust: Bahasa Pemrograman Idola Baru Developer Dunia
  126. Coding 101: Bug Memori: Masalah Kecil yang Bisa Bikin Program Crash!
  127. Hal-hal Yang Perlu Lo Lakukan Jika Ingin Membuat Bahasa Pemrograman Baru
  128. Rahasia Bikin Ruby on Rails Lebih Keren: Yuk, Kenalan Sama ViewComponent!
  129. Mengenal Jupyter Notebook: Tool Sakti Biar Coding Lo Makin Kece
  130. Konsep-Konsep SQL Jika Di Analogikan Dengan Anime Naruto
  131. 7 Kode Etik Programmer: Panduan Gaul Biar Jadi Coder Keren Tanpa Drama
  132. Programmer 101 :Rekursi dan Filosofi Stoikisme: Koding yang Bikin Lo Bijak ala Hokage
  133. Coding 101: Konsep Traverse Binary Tree - Jalan-Jalan di Pohon Biner dengan Gaya Santai
  134. Tutorial CSS: Menggunakan Float untuk Membuat Layout yang Fleksibel
Published on June 17, 2024
Last updated on March 20, 2025

If you like this post and want to support us, you can support us via buymeacoffee or trakteer.