
Coding 101: Lebih Dalam Tentang Deployment: Nggak Cuma Ngoding, Ini Kayak Pameran Seni Digital Lo, Bro!"
Coding 101: Lebih Dalam Tentang Deployment: Nggak Cuma Ngoding, Ini Kayak Pameran Seni Digital Lo, Bro!"
Bro, lo tau nggak? Jadi programmer itu bukan cuma soal nulis kode terus selesai. Nggak ada tuh ceritanya bikin aplikasi trus langsung dipakai user begitu aja. Kenyataannya, lo harus punya skill khusus buat ngirim aplikasi lo ke “dunia nyata.” Proses ini namanya deployment, dan ini seni tingkat tinggi, bro. Kalau ngoding itu kayak bikin lukisan masterpiece, deployment itu kayak buka galeri seni buat orang-orang nikmatin karya lo. Gokil, kan? Jadi yuk, gue ajak lo buat paham dunia deployment yang nggak cuma teknis, tapi juga punya unsur "artistik."
Table of Contents
- Coding 101: Lebih Dalam Tentang Deployment: Nggak Cuma Ngoding, Ini Kayak Pameran Seni Digital Lo, Bro!"
- Apa Itu Deployment?
- Kenapa Deployment Itu Penting?
- Langkah-Langkah Deployment: Kayak Bikin Konser Musik
- Jenis-jenis Deployment: Pilih yang Cocok Buat “Lagu” Lo
- Hubungan Bahasa Pemrograman Backend dengan Deployment
- Kisah: Deployment yang Bikin Programmer Deg-degan
- Tips Deployment Buat Lo yang Baru Mulai
- Kesimpulan: Deployment Itu Seni, Bro!
Apa Itu Deployment?
Deployment itu sederhananya proses nganterin aplikasi lo dari “studio pribadi” ke “panggung dunia.” Tapi jangan salah, ini bukan sekadar pindahin file ke server terus kelar, ya. Deployment itu ibarat lo nge-set panggung teater, di mana setiap elemen—lampu, suara, properti—semua harus pas biar pertunjukan jalan tanpa hambatan.
Misalnya, lo bikin aplikasi jualan kopi online. Sebelum deployment, aplikasinya cuma ada di laptop lo, bisa diakses sama lo doang. Setelah deployment? Boom! Sekarang semua orang bisa akses lewat internet. Deployment itu jembatan antara dunia coding backend lo yang rumit sama layar user yang mulus. Tapi, jangan salah. Ada banyak “drama” yang bisa terjadi kalau deployment nggak dijalanin dengan bener.
Baca Juga
Kenapa Deployment Itu Penting?
Gue kasih analogi simpel. Bayangin lo masak nasi goreng terenak di dunia. Tapi lo nggak punya piring buat nyajiin. Lo cuma bilang ke tamu, "Ya makan langsung dari wajan aja, bro!" Ya kali, siapa yang mau?
Deployment itu kayak piring buat nasi goreng lo—alat buat “nyajiin” aplikasi ke user dengan cara yang elegan. Ada tiga alasan kenapa deployment itu penting banget:
- Aksesibilitas: User lo nggak peduli seberapa rumit kode lo, mereka cuma pengen aplikasi yang bisa diakses kapan aja, di mana aja.
- Kestabilan: Kalau ada bug, lo bisa benerin tanpa ngeganggu semua user.
- Pemeliharaan: Dengan deployment yang rapi, lo bisa nge-track performa aplikasi dan ngefix masalah dengan lebih mudah.
Langkah-Langkah Deployment: Kayak Bikin Konser Musik
Deployment itu bukan asal jalan, bro. Ini kayak lo bikin konser. Lo harus punya plan, ngetes sound system, dan pastiin semuanya jalan lancar sebelum manggung. Berikut langkah-langkahnya:
-
Persiapan (Pre-Deployment):
Lo harus siapin semua “alat perang” dulu. Cek kodenya, pastiin semua dependency lengkap, dan jangan lupa file konfigurasi. Ibarat lo lagi ngecek sound system sebelum konser. Kalau ada yang kurang, tambah dulu.
-
Pengujian:
Coba jalanin aplikasi lo di lingkungan yang mirip banget sama server production. Kalau di sini aja error, mending stop dulu. Testing itu kayak rehearsal sebelum konser, bro. Kalau nggak siap, lo bakal malu pas tampil.
-
Konfigurasi Server:
Di tahap ini, lo atur segala kebutuhan server lo. Mau pake server fisik, cloud kayak AWS, atau platform kayak Heroku? Pilih yang sesuai kebutuhan lo. Ini kayak nyiapin panggung sebelum konser dimulai.
-
Instalasi (Deployment Proper):
Nah, ini dia momen klimaksnya. Lo mulai upload file aplikasi lo ke server. Tapi hati-hati, jangan buru-buru. Pelan tapi pasti, bro.
-
Pemeliharaan (Post-Deployment):
Deployment selesai bukan berarti lo bisa leha-leha. Lo harus monitor aplikasi lo terus. Ini ibarat lo tetep standby di backstage selama konser berlangsung, siap kalau ada kabel putus atau mic mati.
Jenis-jenis Deployment: Pilih yang Cocok Buat “Lagu” Lo
Deployment itu nggak one-size-fits-all. Ada berbagai jenis deployment yang bisa lo pilih, tergantung kebutuhan. Yuk, gue kasih bocoran:
-
Blue-Green Deployment
Lo punya dua environment: satu buat testing (blue), satu buat production (green). Jadi, lo bisa ngetes dulu di blue, dan kalau semuanya aman, tinggal switch ke green. Ini kayak soundcheck sebelum konser, bro.
-
Canary Deployment
Strategi ini cocok buat lo yang hati-hati. Lo deploy aplikasi lo ke beberapa user dulu buat ngetes. Kalau mereka happy, baru lo rilis ke semua user. Anggep aja ini kayak lo ngetes lagu baru di beberapa gig kecil sebelum konser besar.
-
Rolling Deployment
Lo deploy aplikasi lo secara bertahap, server per server, biar nggak ada downtime gede. Ini kayak konser yang dibikin bertahap di beberapa kota.
-
Recreate Deployment
Ini strategi paling klasik. Lo matiin versi lama aplikasi lo, terus ganti sama versi baru. Tapi ya, siap-siap aja downtime.
Hubungan Bahasa Pemrograman Backend dengan Deployment
Bahasa pemrograman backend punya peran penting dalam deployment. Setiap bahasa biasanya punya caranya sendiri buat ngelakuin deployment. Misalnya:
- Node.js: Fleksibel banget. Lo bisa pake tools kayak PM2 buat manage prosesnya atau Docker buat containerisasi.
- Python (Django/Flask): Biasanya pake server kayak Gunicorn atau UWSGI.
- PHP: Deploymentnya simpel, tinggal upload ke hosting.
Intinya, bahasa pemrograman backend yang lo pilih bakal menentukan tools dan metode deployment yang paling pas buat lo.
Kisah: Deployment yang Bikin Programmer Deg-degan
Gue pernah denger cerita dari temen gue, namanya Andi. Dia developer backend yang udah senior. Suatu hari, dia lagi deploy aplikasi e-commerce besar buat kliennya. Semua udah dia siapin, mulai dari testing sampai konfigurasi. Tapi pas hari H, ada satu file yang lupa dia upload, dan... BOOM! Semua server crash karena file itu ternyata vital buat jalanin database. Moral of the story? Deployment itu butuh kehati-hatian tingkat dewa.
- Contoh Kode: Bikin Deployment Simpel Pakai Node.js
Biar lo nggak cuma dapet teori, gue kasih contoh simpel gimana cara handle request user di aplikasi backend. Misalnya lo bikin aplikasi jual kopi, lo bisa pake http module di Node.js:
const http = require('http');
const url = require('url');
http.createServer((req, res) => {
res.writeHead(200, { 'Content-Type': 'text/html' });
const query = url.parse(req.url, true).query;
const responseText = `Lo mesen kopi: ${query.kopi} dengan gula: ${query.gula}`;
res.end(responseText);
}).listen(8080);
console.log("Server jalan di http://localhost:8080");
Pas lo buka http://localhost:8080?kopi=latte&gula=sedikit
, server bakal balikin: "Lo mesen kopi: latte dengan gula: sedikit." Simpel tapi powerful, bro.
Tips Deployment Buat Lo yang Baru Mulai
- Gunakan Otomasi: Tools kayak Jenkins atau GitHub Actions bisa bantu lo nge-deploy otomatis.
- Backup Data: Jangan pernah lupa backup. Kalau ada yang salah, lo nggak bakal nangis di pojokan.
- Monitoring: Pakai tools kayak New Relic buat monitor performa aplikasi lo.
- Pelajari Bahasa Pemrograman Backend yang Lo Gunain: Dengan ngerti dalem-dalem soal bahasa backend lo, deployment jadi lebih gampang.
Kesimpulan: Deployment Itu Seni, Bro!
Deployment itu nggak sekadar proses teknis. Ini seni yang butuh kombinasi antara skill coding, planning, dan intuisi. Dengan deployment, lo nggak cuma bikin aplikasi, tapi juga “pameran seni digital” yang bisa dinikmati dunia. Jadi, bro, pelajarin deployment kayak lo belajar gitar buat ngegombalin gebetan. Bahasa pemrograman backend lo bakal jadi senjata utama buat menaklukkan dunia deployment.
So, apa lo udah siap buat jadi seniman deployment? Gaskeun!
- Skill-Skill Yang Perlu Dimiliki Programer
- Sejarah Terciptanya Bahasa Pemrograman Java
- 4 Manfaat Coding Untuk Anak
- 4 Roadmap Untuk Jadi Programer
- Macam Profesi IT Paling Dicari Tahun 2024
- Skill-Skill Yang Perlu Dipelajari Insinyur AI
- Rekomendasi 4 Aplikasi Coding Via Komputer
- Review Aplikasi Coding Notepad++
- Revolutionize Code Generation with programming-helper/generate-function
- 4 Contoh Koding Untuk Website Bisnis Online
- Rekomendasi 4 Tool IDE Untuk Pengembangan Web
- 4 Jobdesk Utama Seorang Front End Developer
- Memahami Jenis Error yang Sering Terjadi Saat Koding
- Cara Install serta Setup Unity Engine di Mac dengan Baik dan Benar
- Skill-Skill Yang Harus Dikuasai Back End Developer
- Skill Yang Dipelajari Seorang Front End Developer
- Tugas-tugas Yang Di Emban Back End Developer
- Top 4 Bahasa Pemrograman Untuk Membuat Kecerdasan Buatan
- 4 Alasan Javascript Perlu Dipelajari Programmer
- 4 Tantangan Yang Harus Dihadapi Programmer
- 4 Alternatif AI Coding Selain ChatGPT
- 4 Bahasa Pemrograman Tersulit Dipelajari
- Menguak Teknologi di Balik Speech Recognition: Bagaimana Mesin Memahami Ucapan
- Coding 101 : Sejarah Perkembangan Phyton
- Serba-serbi Bahasa Pemrograman C
- 5 Manfaat Test dan Debugging Saat Membuat Aplikasi
- 6 Tips Memilih Laptop Untuk Keperluan Coding
- 6 Alasan Kenapa Linux Banyak Digunakan Untuk Coding
- 6 Ciri Kamu Mengalami Overwhelmed saat Belajar Bahasa Pemrograman
- 5 Perbedaan Call By Reference dan Call By Value dalam Pemrograman
- Tutorial Persiapan Pemrograman C Di Linux
- Memahami Struktur Dasar dan Aturan Penulisan Program C
- Belajar Pemrograman C : Mengenal Fungsi Input dan Output pada C
- Belajar Pemrograman C #05: Mengenal Variabel, Tipe Data, Dan Konstanta
- 6 Bahasa Coding Yang Cocok Untuk Pengembangan Aplikasi Mobile
- 6 Manfaat Coding HTML dalam Dunia IT
- 6 Manfaat Belajar Coding C Untuk Programmer Pemula
- Mengenal Lima Tipe Data yang Umum Digunakan dalam Pemrograman
- 6 Tips Coding Laravel Yang Belum Diketahui Banyak Orang
- 6 Tips dan Trik Coding Java untuk Pengembang Baru
- 5 Teknik Pengoptimalan Kode C untuk Performa Maksimal
- 6 Tantangan Pemrograman C yang Dapat Mengasah Keterampilan Anda
- 7 Pustaka Laravel yang Membantu Mempercepat Pengembangan Aplikasi
- 6 Tips Coding HTML yang Jarang Diketahui Orang
- 7 Perbedaan Utama Antara C dan C++ yang Harus Anda Ketahui
- 5 Proyek Sederhana untuk Menguasai Bahasa Pemrograman C
- 6 Contoh Operator Pada Bahasa Pemrograman C
- 6 Bentuk Blok Percabangan Pada Pemrograman C
- 6 Cara Proyek Yang Bisa Dibuat Sebagai Portofolio Coding
- 6 Tips Efektif Belajar Bahasa Pemrograman Secara Otodidak
- Mengenal Tipe Data Enum pada C
- 5 Jenis Fungsi dalam Bahasa C yang Wajib Kamu Tahu
- Mengenal Struktur Data Array pada C
- 6 Alasan Pentingnya Membuat Portofolio Coding Bagi Programmer
- 4 Jenis Blok Perulangan Pada Bahasa Pemrograman C
- 6 Perbedaan Front End dan Back End Programmer
- 6 Platform Untuk Membagikan Portofolio Coding Bagi Programmer
- 7 Contoh Coding Sederhana dengan SQL untuk Mengelola Database
- 6 Kegunaan Bahasa Pemrograman Git yang Perlu Diketahui
- 7 Perintah Git yang Wajib Diketahui Setiap Developer
- Tutorial Git 1 : Pengenalan
- Tutorial Git 2 : Installasi
- Tutorial Git #3: Simpan Perubahan Revisi dengan Git Commit
- 5 Alasan Programmer Harus Selalu Update Kemampuan Coding
- 6 Jenis Operator Pada Pemrograman C
- 4 Bentuk Blok Perulangan Pada Pemrograman C
- Tutorial Membuat Sistem Notifikasi dengan Redistribusi Pub/Sub di Golang
- 6 Tips Memulai Karier Sebagai Junior Programmer
- 6 Proyek Open-Source yang Dibangun dengan Ruby
- 6 Fakta Menarik Bahasa Pemrograman Ruby
- 6 Keterkaitan Bahasa Pemrograman dan Ilmu Matematika
- Rekomendasi 5 Game Gratis Untuk Belajar Coding
- 6 Jasa Freelance Yang Bisa Ditawarkan Programmer
- Tutorial Git #4: Melihat Catatan Log Revisi
- Tutorial Git #5: Melihat Perbandingan Revisi Dengan Git Diff
- Tutorial Git #6: Perintah untuk Membatalkan Revisi
- Tutorial Git #7: Menggunakan Percabangan Untuk Mencegah Konflik
- 6 Tools yang Paling Efektif Saat Digunakan Bersama Jenkins
- 6 Paket NPM Paling Populer untuk Pengembangan Node.js
- Perbandingan: Otodidak VS Bootcamp dalam Belajar Coding
- 5 Langkah Mudah Memulai Pemrograman SQL bagi Pemula Data Science
- Kenapa Belajar Coding Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
- Tutorial Git #8: Perbedaan Git Checkout, Git Reset, Dan Git Revert
- Tutorial Git #9: Bekerja dengan Remote Repositori
- Pentingnya GitHub untuk Para Pembuat Program
- Berapa Gaji Programmer di Indonesia?
- Istilah-Istilah Bahasa Pemrograman yang Perlu Diketahui Pemula
- Cara Berkontribusi di Proyek Open Source
- 6 Manfaat Gabung Komunitas Coding Bagi Programmer Pemula
- 6 Perintah Git Lanjutan untuk Developer Berpengalaman
- Indikasi Menjadi Programmer Hebat: Kunci dan Ciri-Ciri yang Perlu Dikembangkan
- Perbedaan Pass by Value dan Pass by Reference di C: 5 Hal yang Harus Dipahami
- Memahami Union dalam C++: Pengertian, Aturan, dan Contoh Penerapannya
- 3 Komponen Kunci dalam Routing Aplikasi Web: Routes, Router, dan Prosesnya
- 5 Rekomendasi API untuk Pengembangan Aplikasi E-Commerce
- 5 Jenis API yang Harus Diketahui Developer: REST, SOAP, dan Lainnya
- Testing dan Debugging: Keterampilan Penting untuk Setiap Programmer Profesional
- 5 Rekomendasi Tools SQL Editor Terbaik untuk Programmer: Versi Lengkap dan Mendalam
- Tutorial GIT 11 : Bagaimana Cara Berkontribusi Di Project Open Source Via GIT
- Panduan Lengkap Pakai Git di Visual Studio Code: Gampang Banget, Bos!
- 6 Trik Jahil Programmer Saat Ngoding: Bikin Coding Jadi Seru (Tapi Tetap Produktif)
- 5 Tips Memilih Mentor Programmer yang Berkualitas: Jangan Sampai Salah Pilih, Bro!
- Aspek-Aspek Coding untuk Peningkatan User Interface (UI)
- Mau Jadi Jagoan Data Science? Yuk, Kenalan Sama NumPy: Panduan Gaul dan Lengkap Buat Pemula!
- Tutorial NumPy Untuk Operasi Data Science
- Belajar C++ #01: Pengenalan Bahasa C++ untuk Pemula
- Belajar C++ #02: Persiapan Belajar C++ di Linux
- 6 Rekomendasi Compiler Terbaik untuk Coding C++: Biar Ngoding Makin Ganteng dan Lancar Jaya
- Cara Install NumPy di Berbagai Platform
- Hubungan Belajar Coding dan Critical Thinking: Debug Hidupmu, Jadi Hacker Otakmu!
- Tipe-Tipe Programmer Berdasarkan Ketahanan Mental: Si Rage Quitter vs. Si Tenang Walau Error
- Belajar Pemrograman C #14: Mengenal Tipe Data String di C – Jadi Jago Coding Tanpa Baper!
- Belajar Pointer di C: Pointer itu Teman, Bukan Beban!
- Belajar Sintaks Dasar C++: Ngoding Gaya Santuy tapi Tetap Sakti
- Tips Tambahan Belajar Sintaks C++
- Belajar C : Fungsi untuk Alokasi Memori Secara Dinamis (Versi Santai & Lebih Paham)
- Tutorial NumPy untuk Operasi Data Science: Optimasi Penyimpanan dengan Data Types
- Jenis-Jenis Struktur Data dan Penggunaannya: Panduan Detail dan Kocak untuk Anak Muda
- Tutorial Membuat Sistem Notifikasi Redis Pub/Sub di Golang: Panduan Lengkap yang Mudah Dipahami
- 6 Alasan Kenapa Fungsi Input dan Output di C++ Itu Wajib Dikuasai (Lengkap dengan Contoh Kodingan dan Celoteh Serius-Nggak-Serius)
- 6 Trik Pakai printf() dan scanf() untuk Output dan Input yang Lebih Fleksibel
- Belajar C++ #04: Kupas Tuntas Fungsi Input dan Output pada C++ dengan Gaya Santai Biar Tetap Waras
- Debugging dan Error Handling: Rahasia di Balik Kode yang Sempurna
- Membongkar Kecurangan Website Judi Online dari Sisi Coding
- Sejarah Terciptanya Rust: Bahasa Pemrograman Idola Baru Developer Dunia
- Coding 101: Bug Memori: Masalah Kecil yang Bisa Bikin Program Crash!
- Hal-hal Yang Perlu Lo Lakukan Jika Ingin Membuat Bahasa Pemrograman Baru
- Rahasia Bikin Ruby on Rails Lebih Keren: Yuk, Kenalan Sama ViewComponent!
- Mengenal Jupyter Notebook: Tool Sakti Biar Coding Lo Makin Kece
- Konsep-Konsep SQL Jika Di Analogikan Dengan Anime Naruto
- 7 Kode Etik Programmer: Panduan Gaul Biar Jadi Coder Keren Tanpa Drama
- Programmer 101 :Rekursi dan Filosofi Stoikisme: Koding yang Bikin Lo Bijak ala Hokage
- Coding 101: Konsep Traverse Binary Tree - Jalan-Jalan di Pohon Biner dengan Gaya Santai
- Tutorial CSS: Menggunakan Float untuk Membuat Layout yang Fleksibel
- 10 Tips Wawancara Kerja Untuk Profesi Programmer
- Serunya Dunia Coding, Dibumbui Jokes Bapak-Bapak yang Bikin Ngakak!
- Top 6 Framework Terpopuler untuk Programmer: Pilih Senjatamu Sebelum Terjun ke Medan Perang Coding!
- Coding 101: Contoh Penerapan Looping
- Tutorial Buat Shadow Dengan CSS: Bikin Website Lo Makin Glow Up, Kayak K-pop Idol!
- 6 Situs Coding Challenge Terbaik: Jalan Pintas Jadi Programmer Sultan
- 5 Font Terbaik Untuk Programmer: Pilih yang Bener Biar Ngoding Tetap Santuy dan Anti Sakit Mata
- Mengenal Metodologi Software Testing: Panduan Gaul Buat Lo yang Mau Jadi Programmer Kece
- Coding 101: Lebih Dalam Tentang Deployment: Nggak Cuma Ngoding, Ini Kayak Pameran Seni Digital Lo, Bro!"
- 7 Shortcut Keyboard yang Bakal Hemat Waktu Ngoding Lo
- Apa Itu Clean Code dan Kenapa Itu Penting buat Karir Programmer Lo?
- 7 Trend Coding 2025 yang Bakal Bikin Programmer Makin Keren
- 3 Cara Menjalankan Virtual Machine di Ubuntu untuk Pemula yang Pengen Kelihatan Jagoan!
- Paham Query SQL Lebih Dalam! Yuk, Ngulik Tipe-Tipe Query Di SQL dengan Gaya Gaul yang Bikin Kamu Paham Banget!
- Apakah Bahasa C Masih Worth It di Tahun 2025?
- Dilema Programmer: Pilih Front-End atau Back-End? Ini Cara Lo Menentukannya
- Rekomendasi 6 Paket Sublime Text: Wujudkan Kode Jadi Karya Seni Digital
- 10 Pertanyaan Wawancara Programmer dan Cara Jawabnya Biar Nggak Salting
- 5 Bahasa Pemrograman yang Mungkin Bakal Tinggal Kenangan di 2030
- Kumpulan Istilah Populer dalam Coding yang Wajib Diketahui
- Menghilangkan Semua Huruf Vokal dengan JavaScript: Tutorial Santai dan Kocak Buat Pemula
- 6 Trik Kreatif Menggunakan Data Attribute dengan CSS
- Mengenal 4 Jenis API dan Perbedaannya: Panduan Santai untuk Awam
- 10 Proyek Coding yang Nggak Bisa Lo Kerjain Sendiri, Bro!
- Panduan Membuat Portofolio Programmer: Biar Codingan Lo Dilirik Rekruter!
- Belajar Node.js : Mengupas Tuntas Modul HTTP (Versi Nyeleneh, Tapi Serius Bikin Ngerti)
- Cara Menggunakan Modul dalam Aplikasi Node.js
- Mengupas Urutan Eksekusi SELECT Query: Filosofi Klausa dalam Dunia Database
- Cara Mengubah SVG Path dengan CSS: Panduan Lengkap Buat Lo yang Pengen Jadi Dewa Desain!
- Tutorial Coding: Bikin Kartu Keren Pakai Tailwind CSS dengan Efek Zoom Gambar!
- 6 Masalah Umum dengan Integrasi Kode Open Source dan Cara Ngatasinnya
- 7 Tools Terbaik Untuk Menguji API: Panduan Santai Buat Developer Masa Kini
- 11 Contoh Soal JavaScript dan Penjelasannya: Belajar Koding dengan Santai
- 10 Repository GitHub yang Mindblowing dan Harus Lo Tahu!
- 6 Konsep Coding Yang Mirip Dengan Fungsi Organ Manusia
- Conditional Wrapping in React: Trik Simpel tapi Gen-Z Friendly
- 10 Contoh Soal HTML Beserta Jawabannya
- 8 Tool yang Membantu untuk Debugging Programmer: Gak Ada Lagi Drama Bug di Kode Lo!
- Belajar Event Loop dan Asynchronous Programming Lewat Analogi Proses Terjadinya Hujan
- 7 Permainan yang Bikin Belajar JavaScript Jadi Seru, Santai, dan Gak Bikin Pusing!
- HTML dan Aksesibilitas: Membuat Web yang Inklusif untuk Semua
- Mengubah Template Email di Vendure: Panduan Gaul & Lengkap Buat Lo yang Pengin Toko Online Makin Kece!
- 6 Jenis Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Ngoding C++ dan Solusinya: Jangan Sampai Salah Langkah!
- 7 Fitur Terbaru HTML5 yang Wajib Lo Tahu: Bikin Ngoding Lebih Seru dan Efisien!
- Cara Mudah Mengimpor Data di Vendure: Panduan Gaul Buat Anak Ngoding!
- 7 Rekomendasi Buku Terbaik untuk Belajar JavaScript dari Nol Sampai Mahir
- Materi Pemrograman yang Cocok Diajarkan untuk Anak-Anak
- Apa Itu Kubernetes? Penjelasan Mudah Biar Lo Nggak Bingung Lagi
- 6 Alasan Kenapa Programmer Harus Bisa Bahasa Inggris
- Menguasai Seni Negosiasi Gaji: Tips untuk Programmer yang Ingin Naik Gaji
- HTML untuk Developer Front-End yang Lebih Produktif: Tips dan Trik Biar Ngoding Lo Level Up!
- Framework Java: Panduan Lengkap Buat Ngoding Lebih Cepat dan Efisien
- Java di Era Cloud-Native: Tantangan dan Peluang
- Java untuk Game Development: Panduan Lengkap Buat Jadi Developer Game Kece
- Concurrency di Java: Lebih dari Sekadar Threads
- Perbandingan Metode Agile dan Pertanian Organik dalam Pengembangan Perangkat Lunak
- 7 Tips untuk Menulis Kode Java yang Lebih Bersih dan Efisien: Panduan Santai Tapi Serius
- 7 Game Populer yang Dibangun dengan Bahasa Pemrograman Java
- Algoritma Brute Force: Si Tukang Coba-Coba yang Bisa Nemuin Solusi
- Cara Memanfaatkan LinkedIn untuk Para Programmer: Panduan Santai Biar Karier Makin Cuan
- Cara Membuat Aplikasi E-commerce dengan MERN Stack: Panduan Santai Biar Lo Jadi Developer Kekinian
- Algoritma Divide and Conquer: Bagi Dulu, Taklukkan Kemudian!
- Cara Menghapus Semua Huruf Vokal dengan JavaScript
- Cara Membuat Aplikasi Multi-threading dengan C++: Panduan Santai, Gokil, dan Gampang Dipahami
- Perbedaan Pods, Nodes, dan Services di Kubernetes yang Sering Bikin Bingung
- Cara Menggunakan Tombol Submit di Luar Form di HTML (Panduan Lengkap + Contoh Koding)
- Cara Mengetahui Apakah Pengguna Sedang Online atau Offline di JavaScript (Panduan Lengkap + Contoh Koding)
- 6 Proyek Sampingan Menarik untuk Meningkatkan Skill Java-mu
- 7 Fakta Menarik Bahasa Pemrograman Ruby
- Belajar Membuat Halaman Login dengan ReactJs & http-server: Panduan Lengkap Anti Ribet
- Hal-Hal yang Dapat Membangun Mindset Seorang Developer
- Apakah Menjadi Programmer Harus Menempuh Jalur Kuliah?
- Apakah Menjadi Programmer Harus Pintar Matematika?
- Berapa Jumlah Bahasa Pemrograman yang Harus Dikuasai Programmer?
- Jenis-jenis Web yang Perlu Dipelajari Web Programmer
- Profiling Tools: Solusi Ampuh untuk Mengoptimalkan Kinerja Aplikasi
- Pengembangan Web dan JavaScript: Jalan Ninja Developer Masa Kini
- Mengenal React Router: Rahasia Bikin Navigasi Halus di Aplikasi React
- Berapa Lama Seseorang Belajar untuk Jadi Programmer Profesional?
- 10 Istilah dalam Bidang Web Developer yang Harus Diketahui Programmer
- Kenapa Laptop Untuk Coding Minimal RAM 8 GB?
- Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Jadi Fullstack Developer
- Greedy Algorithms: Si Rakus yang Bisa Bantu Lo Nyari Solusi Cepet!
- Cara Membuat Algoritma Pseudocode Lengkap dengan Panduan Menulisnya
- Membuat Carousel atau Image Slider pada React: Panduan Santai, Nyentrik, dan Super Gampang!
Last updated on June 18, 2025